MENLU AS Hillary Clinton menyebut perempuan Yaman berusia 10 tahun, Nujood Ali, sebagai pahlawannya. Dia mengatakan itu di Sana’a, Yaman, Selasa (11/1), saat berkunjung ke Yaman.
Siapa Nujood Ali? Dia adalah gadis belia yang dua tahun lalu dipaksa menikah dengan pria tua, hal yang biasa terjadi di Yaman. Dia dipaksa orangtuanya menikah dan terpaksa tidak bersekolah lagi.
”Saya ingin menegaskan bahwa salah satu pahlawan saya adalah Nujood Ali, yang bersama kita hari ini. Dia adalah salah satu dari para perempuan muda yang masih ingin melanjutkan sekolah,” kata Hillary.
Pernyataan Hillary terkait dengan keberanian Nujood Ali hadir di pengadilan didampingi pengacara hak asasi manusia, Shada Nasser. Pengadilan memutuskan Nujood Ali bercerai dari pria itu, sesuatu yang dianggap bersejarah di Yaman.
”Hari ini Nujood kembali bersekolah. Saya melihatnya sebagai sebuah sumber inspirasi,” kata Hillary lagi.
Kisah Nujood Ali menjadi inspirasi bagi pembuat film Yaman, Khadeja Sallami, yang mengisahkan Nujood Ali.
Pada November 2008 majalah Glamour menetapkan Nujood Ali dan Nasser sebagai ”Perempuan-perempuan Tahun Ini”. Di dalam daftar itu juga terdapat nama Condoleezza Rice dan Hillary.
Perhatian dunia
Kisah Nujood Ali mengundang simpati dunia dan menjadi perwakilan dari perlawanan sejumlah perempuan belia Yaman, yang tidak ingin menikah dini.
Nujood Ali masih beruntung. Berdasarkan informasi dari situs CNN, juga ada gadis belia lain bernama Reem al-Numeri berusia 14 tahun yang belum lama ini bercerai. Dia dipaksa menikah oleh orangtuanya saat berusia 11 tahun dengan sepupunya yang berusia 22 tahun. Namun, setelah bercerai, dia menjadi seorang yang dikucilkan tanpa dukungan suami dan orangtua.
Juga ada kisah gadis Yaman lain berusia 12 tahun, yang berdasarkan situs CNN meninggal akibat pendarahan tiga hari setelah ”malam pertama”.
Kembali ke kisah Nujood Ali, nasibnya menjadi inspirasi bagi peluncuran rancangan undang-undang perkawinan, yang mengharuskan wanita menikah pada usia minimal 17 tahun. Hal itu juga didukung ulama, yang menegaskan pernikahan dini seperti itu tidak agamis.
Nujood Ali terkenal karena perlawanan dan penolakan tidur bersama suami. Namun, dia mengatakan sempat disiksa karena menolak. Setelah menjadi perhatian dunia, dia merasa nasibnya tidak lebih baik. (MON)
kompas.co,id
Siapa Nujood Ali? Dia adalah gadis belia yang dua tahun lalu dipaksa menikah dengan pria tua, hal yang biasa terjadi di Yaman. Dia dipaksa orangtuanya menikah dan terpaksa tidak bersekolah lagi.
”Saya ingin menegaskan bahwa salah satu pahlawan saya adalah Nujood Ali, yang bersama kita hari ini. Dia adalah salah satu dari para perempuan muda yang masih ingin melanjutkan sekolah,” kata Hillary.
Pernyataan Hillary terkait dengan keberanian Nujood Ali hadir di pengadilan didampingi pengacara hak asasi manusia, Shada Nasser. Pengadilan memutuskan Nujood Ali bercerai dari pria itu, sesuatu yang dianggap bersejarah di Yaman.
”Hari ini Nujood kembali bersekolah. Saya melihatnya sebagai sebuah sumber inspirasi,” kata Hillary lagi.
Kisah Nujood Ali menjadi inspirasi bagi pembuat film Yaman, Khadeja Sallami, yang mengisahkan Nujood Ali.
Pada November 2008 majalah Glamour menetapkan Nujood Ali dan Nasser sebagai ”Perempuan-perempuan Tahun Ini”. Di dalam daftar itu juga terdapat nama Condoleezza Rice dan Hillary.
Perhatian dunia
Kisah Nujood Ali mengundang simpati dunia dan menjadi perwakilan dari perlawanan sejumlah perempuan belia Yaman, yang tidak ingin menikah dini.
Nujood Ali masih beruntung. Berdasarkan informasi dari situs CNN, juga ada gadis belia lain bernama Reem al-Numeri berusia 14 tahun yang belum lama ini bercerai. Dia dipaksa menikah oleh orangtuanya saat berusia 11 tahun dengan sepupunya yang berusia 22 tahun. Namun, setelah bercerai, dia menjadi seorang yang dikucilkan tanpa dukungan suami dan orangtua.
Juga ada kisah gadis Yaman lain berusia 12 tahun, yang berdasarkan situs CNN meninggal akibat pendarahan tiga hari setelah ”malam pertama”.
Kembali ke kisah Nujood Ali, nasibnya menjadi inspirasi bagi peluncuran rancangan undang-undang perkawinan, yang mengharuskan wanita menikah pada usia minimal 17 tahun. Hal itu juga didukung ulama, yang menegaskan pernikahan dini seperti itu tidak agamis.
Nujood Ali terkenal karena perlawanan dan penolakan tidur bersama suami. Namun, dia mengatakan sempat disiksa karena menolak. Setelah menjadi perhatian dunia, dia merasa nasibnya tidak lebih baik. (MON)
kompas.co,id